Jakarta – Dunia sepak bola Indonesia berduka. Salah satu legenda Tim Nasional Indonesia, H. Junaidi Abdillah, berpulang siang ini pukul 13.00 WIB. Kabar kepergiannya meninggalkan duka mendalam bagi keluarga, sahabat, dan insan sepak bola Tanah Air.
Junaidi Abdillah merupakan putra Ampenan, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang pernah menjadi tulang punggung tim nasional pada era 1960-an hingga 1970-an.
Ia dikenal sebagai pemain berbakat yang bahkan sempat menarik perhatian klub legendaris Belanda, Ajax Amsterdam, pada masa Johan Cruyff.
Karier sepak bolanya dimulai dari klub Indonesia Muda, sebelum bergabung dengan Diklat Salatiga pada 1960-an. Di sana, ia berlatih bersama nama-nama besar seperti Oyong Liza, Sartono Anwar, dan Harsoyo.
Bakatnya bersinar hingga terpilih memperkuat tim nasional junior, yang kemudian sukses menjadi runner-up Kejuaraan Junior Asia 1967, di bawah Israel.
Prestasinya mengantarkan Junaidi ke Timnas Senior (PSSI A) bersama nama-nama besar lainnya seperti Abdul Kadir, Suaeb Rizal, Waskito, dan Bob Permadi. Ia juga menjadi bagian dari skuad Indonesia di Kualifikasi Olimpiade Munich 1972, bersama Iswadi Idris dan Ronny Pattinasarani.
Kabar kepulangan Junaidi disampaikan oleh Lukman Setiawan, Exco PSSI NTB, yang mengaku sebagai salah satu pengagum Junaidi Abdillah.
“Beliau adalah legenda yang menginspirasi banyak pesepak bola NTB, termasuk saya. Sosoknya akan selalu dikenang sebagai pemain besar yang membawa nama NTB ke kancah sepak bola nasional dan internasional,” ujar Lukman.
Junaidi Abdillah lahir pada 21 Februari 1948 dan dikenal sebagai sosok yang rendah hati serta penuh dedikasi terhadap sepak bola Indonesia. Rumah duka beralamat di Bintaro Sektor 9, dekat Sekolah Jepang (JJS).
“Selamat jalan, Bang Jun. Semoga Allah SWT menerima segala amal baikmu dan menempatkanmu di tempat yang paling membahagiakan. Aamiin YRA.”tutup Lukman.(C1)