Sumbawa Barat – Sengkarut yang melibatkan klub sepak bola Gelora Putera FC, asal Desa Mura, Kecamatan Brang Ene, akhirnya mencapai titik akhir. Komite Banding ASKAB PSSI Sumbawa Barat secara resmi menyelesaikan polemik terkait pengurangan poin dan dugaan pelanggaran regulasi yang sebelumnya membuat tim ini melayangkan surat banding.
Ketua Komite Banding ASKAB, Masadi, SE, memastikan bahwa seluruh permasalahan telah diselesaikan secara tuntas dalam sidang banding yang digelar pada 24 Juni 2025.
“Kami sudah mengambil keputusan yang bersifat tetap dan mengikat. Tidak ada lagi persoalan terkait Gelora Putera FC,” tegas Masadi, Rabu (25/6).
Dalam putusan tersebut, Gelora Putera FC dinyatakan kalah pada laga melawan Persisam FC, namun tetap dianggap menang saat menghadapi Maluk FC. Dengan demikian, klub tersebut tetap mengantongi 3 poin hasil dari satu kemenangan.
Masadi menegaskan, keputusan ini diambil dengan mengacu pada regulasi PSSI serta aturan kompetisi lokal yang berlaku di bawah naungan Badan Liga ASKAB Sumbawa Barat.
“Jika ini kompetisi profesional, tentu bisa dikenai sanksi berat, bahkan diskualifikasi dan denda. Tapi karena sifatnya masih amatir dan dalam tahap pembinaan, kami mengambil langkah proporsional,” jelasnya.
Namun, keputusan banding tidak hanya soal poin. Komite juga menjatuhkan sanksi kepada salah satu pemain Gelora Putera FC, Rady Agung Jaga Dita (No. Punggung 3). Ia dilarang didaftarkan dan bermain di Liga 1 ASKAB PSSI KSB musim 2024/2025, karena dinilai melanggar ketentuan pendaftaran pemain.
Sebagai tindak lanjut, Gelora Putera FC diberi waktu hingga 26 Juni 2025 untuk mengganti pemain tersebut dengan pemain yang sah dan memenuhi syarat sesuai dengan Regulasi Liga 2 ASKAB.
Dengan keputusan ini, ASKAB PSSI Sumbawa Barat berharap semua pihak dapat kembali fokus pada pembinaan dan kemajuan sepak bola lokal.(C1)
